langkah-langkah penyusunan pembelajaran
Pertemuan
ke-3
Nama
: Uriani
NPM
: 15601050060
Langkah-Langkah Penyusunan
Pembelajaran
Langkah-langkah
dalam menyusun perencanaan pembelajaran hal ini dikemukakan oleh Sanjaya (2013:
40), yaitu:
1.
Merumuskan tujuan khusus
Bersamaan
dengan materi pelajaran, guru juga menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran
khusus. Tujuan pembelajaran yang bersifat umum telah disusun oleh para
pengembangan kurikulum, jadi tugas guru ialah menerjemahkan tujuan umum
pembelajaran menjadi tujuan yang spesifik sebagai indikator hasil belajar.
Pencapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indikator
pencapaian tujuan umum, hal tersebut dikemukakan oleh Sanjaya (2013: 40).
Dengan demikian indikator pencapaian tujuan umum yaitu tujuan khusus dalam
proses pembelajaran yang awalnya telah disusun oleh para pengembangan
kurikulum.
Rumusan
tujuan pembelajaran, dari indikator pembalajaran harus mencakup 3 aspek penting
yang diistilahkan oleh Bloom dalam Sanjaya (2013: 40) diantaranya yaitu domain
kognitif, afektif, dan domain psikomotorik.
a. Domain
kognitif
Domain kognitif adalah tujuan
pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan aspek intelektual siswa,
melalui penguasaan pengetahuan dan informasi, seperti penguasaan mengenai data
dan fakta, konsep, generalisasi dan prinsip yang adalah materi pelajaran yang
akan membantu, serta proses pembelajaran pada tahap yang lebih tinggi. Semakin
luas pemahaman seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi maka semakin
cepat dan mudah pula orang tersebut melaksanakan aktivitas belajarnya.
b. Sikap
dan apresiasi
Domain sikap (afektif) adalah domain
yang berhubungan dengan penerimaan dan penghargaan seseorang terhadap suatu hal
yang berhubungan dengan aspek psikologis yang sulit untuk dipahami dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diukur secara spesifik. Aspek sikap dan apresiasi
berhubungan dengan perkembangan mental, sehingga yang timbul dalam aspek
perilaku belum tentu dapat menggambarkan sikap seseorang, hal ini adalah
penyebab dari aspek psikologis yang sulit untuk dipahami tingkah lakunya.
c. Keterampilan
dan penampilan
Domain keterampilan adalah domain yang
menggambarkan kemampuan atau keterampilan (skill)
seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance. Keterampilan adalah suatu tujuan pembelajaran khusus
yang sangat berhubungan dengan kemampuan motorik (domain psikomotorik).
Keterampilan fisik adalah keterampilan sesorang untuk mengerjakan sesuatu
dengan menggunakan kemampuan ototnya, sedangkan keterampilan nonfisik adalah
keterampilan seseorang untuk menggunakan otak sebagai alat utama untuk
mengerjakan dan memecahkan suatu masalah.
2.
Pengalaman belajar
Proses
pengalaman sangat dibutuhkan dalam belajar untuk mendorong siswa secara aktif
dalam melakukan kegiatan tertentu yang bukan hanya sekedar mencatat dan
menghafal. Meskipun tujuan dari pembelajaran hanya sebatas untuk memahami data
atau fakta, akan tetapi siswa didorong untuk mencari dan menemukan fakta
tersebut dengan sendirinya, misalnya melalui wawancara, obsevasi, dan lain
sebagainya. Ada baiknya jika pembelajaran dilakukan dengan simulasi atau
dramatisasi, agar pembelajaran bukan hanya untuk mengingat, akan tetapi juga
menghayati suatu peran tertentu, dengan harapan adanya perkembangan mental dan
emosi siswa dalam memahami pelajaran. Bisa juga dengan cara memberikan
kesempatan pada siswa untuk menginterpretasikan, mengkritik, dan lain-lain apa
yang terjadi dari gambar atau ilustrasi yang telah disiapkan, dengan itu dapat
melatih kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuan berimajinasi untuk
merangsang kemampuan mental dan kecerdasan siswa. Dengan cara lain yaitu
memfasilitasi siswa untuk belajar secara kelompok, dengan aktivitas ini dapat
memberikan pengalaman pada siswa agar mampu bersosialisasi dengan orang lain,
sehingga suatu kelak mereka kembali ke masyarakat dan dapat mempergunakan
pengalaman berkelompok ini.
3.
Kegiatan belajar mengajar
Pada
dasarnya merancang merancang melalui pendekatan kelompok atau individual dapat
menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai. Pendekatan kelompok adalah
pembelajaran yang disusun dengan menggunakan pendekatan klasikal, yaitu
pembelajaran yang dilakukan pada setiap siswa untuk belajar secara berkelompok
baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Sedangkan pembelajaran individual
adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara mandiri melalui bahan ajar
yang disusun sedemikian rupa agar siswa dapat belajar menurut kecepatan dan
kemampuan pemahaman mereka masing-masing. Dari tiga jenis tujuan pembelajaran
seperti kognitif, afektif dan psikomotorik, pada dasarnya menggunakan
pendekatan pembelajaran klasikal, pembelajaran kelompok atau individual,
sehingga hal ini sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai.
Konsekuensi pada tugas-tugas belajar yang harus dilakukan siswa tentu dimiliki
oleh pendekatan dalam suatu pembelajaran.
4.
Orang-orang yang terlibat
Dalam
perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung jawab untuk
menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran, mereka akan
terlibat dalam proses pembelajaran khususnya sebagai sumber belajar meliputi
instruktur atau guru, dan juga tenaga profesional. Peran guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai pengelola dalam pembelajaran, dalam pelaksanaannya
guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Untuk guru dapat melaksanakan
fungsi dan tugasnya secara baik, maka guru harus memiliki kemampuan untuk
berbicara serta berkomunikasi dengan menggunakan media seperti, OHP, LCD, papan
tulis, dan lain sebagainya.
Peran
guru selain penyampai informasi adalah mengatur lingkungan belajar untuk
memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi setiap siswa, agar siswa dapat
belajar dengan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Hal
ini dilakukan untuk menggambarkan tingkat profesional dan keterampilan seorang
guru.
5.
Bahan dan alat
Penyeleksian
bahan dan alat merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran.
Pertimbangan dalam menentukan bahan dan alat mengajar yaitu:
a. Keberagaman
kemampuan intelektual siswa.
b. Jumlah
dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa.
c. Tipe-tipe
media yang diproduksi dan digunakan secara khusus.
d. Berbagai
alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Bahan
dan alat yang dapat dimanfaatkan.
f. Fasilitas
fisik yang tersedia.
6.
Fasilitas fisik
Fasilitas
fisik diantaranya, ruangan kelas, pusat media, laboratorium, atau ruangan untuk
kelas berukuran besar (aula). Guru dan siswa sama-sama akan menggunakan bahan
pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya, dari semua itu
dapat digunakan melalui proses perencanaan yang profesional termasuk adanya
sokongan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7.
Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur
evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah sistem perencanaan pembelajaran.
Dengan evaluasi dapat dilihat dari keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil
belajar siswa akan memberikan informasi tentang:
a. Kelemahan
dalam perencanaan pembelajaran, yakni isi pelajaran, prosedur pembelajaran dan
bahan-bahan pelajaran yang digunakan.
b. Kekeluruan
mandiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar.
c. Kelengkapan
tujuan pembelajaran khusus.
d. Kelemahan-kelemahan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
Selain
yang disebutkan oleh Sanjaya dalam bukunya tahun 2013, berikut ada 4 siklus
penyusunan pembelajaran menurut Yinger dalam Sanjaya (2015 : 48) :
Siklus
pertama adalah program tahunan (School
year). Program tahunan adalah acuan dalam menyusun program-program
selanjutnya, misalnya program semesteran dan program mingguan bahkan program
harian. Program tahunan ini disusun saat hari-hari libur, dimana guru-guru
beserta Tata Usaha dan Kepala Sekolah merancang unit-unit materi dan buku-buku
pembelajaran apa saja yang akan digunakan. Siklus kedua adalah grading cycle adalah siklus yang
menentukan setiap pelajaran beserta aktivitas siswa sebagai tujuan tujuan
terminal atau tujuan antara. Siklus ketiga adlaah unit plans yaitu pengembangan perencanaan unit pelajaran didasarkan
pada tujuan umum dalam program tahunan. Dari banyaknya unit pelajaran yang
dibutuhkan, sangat bergantung pada suatu organisasi kegiatan pembelajaran dalam
upaya pencapaian dari tujuan pembelajaran. Siklus keempat adalah perencanaan
pembelajaran untuk kegiatan harian. Perencanaan harian kegiatan belajar dan
tujuan pembelajaran disusun secara spesifik, maka keberhasilan pembelajaran
dapat dilihat seketika. Berdasarkan siklus di atas bahwa pada dasarnya membentuk
rentang waktu perencanaan program.
DAFTAR
PUSTAKA
Sanjaya,
W. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta : Kencana
Sanjaya,
W. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Komentar
Posting Komentar